Senin, 08 Desember 2014

Perecanaan Organisasional

Description: C:\Users\User\Pictures\gundar.jpg
Nama : Angga Nur Chairistiawan
Kelas : 4ID03
NPM : 30411861
TUGAS II


Perencanaan organisasional adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manjemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi. Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
1.      Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan.
2.     Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional.
Beberapa pakar memiliki pandangan tersendiri dalam konteks pengorganisasian, misalnya henry fayol dalam pengorganisasian sumber daya. Henry Fayol mengemukakan enam belas garis pedoman umum ketika mengorganisasi sumber daya-sumber daya, diantaranya sebagai berikut:
1.      Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana.
2.     Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan, sumber daya, dan kebutuhan dari per soalan tersebut.
3.     Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun.
4.     Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha.
5.     Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
6.     Menyusun seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik, dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal.
7.     Mendefinisikan tugas-tugas.
8.     Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
9.     Menberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan.
10.    Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
11.     Mempertahankan disiplin.
12.    Menjamin bahwa kepentingan individu konsisiten dengan kepentingan umum dari organisasi.
13.    Mengakui adanya satu komando.
14.    Mempromosikan koordinasi dahan dan kemusiaan.
15.    Melembagakan dan memberlakukan pengawsan.
16.    Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas kerja.
keuntungan dan kerugian dalam pembagian tenaga kerja.
Keuntungan :
1.      Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat.
2.     Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain.
3.     Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien.
4.     Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk.
Kerugian :
1.      Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
2.     Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun.
Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang apabila terdapat hal-hal mengenai? Sebutkan.
1.      Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi.
2.     Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah.
3.     Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung.
4.     Rantai komando yang lengkap.
5.     Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai.
6.     Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional.
7.     Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer.
Jenis-Jenis Wewenang :
1.      Wewenang Lini.
2.     Wewenang Staf.
3.     Wewenang Fungsional.
Delegasi
Terdapat tiga langkah dalam proses pendelegasian :
1.      Membebankan semua kewajiban tertentu pada individu.
2.     Proses pendelegasian melibatkan pemberian wewenang yang semestinya kepada bawahan.
3.     Penciptaan kewajiban pada bawahan untuk melaksanakan kewajiban yang dibebankan
Kendala bagi proses pendelegasian
1.      Kendala yang berhubungan dengan penyelia.
2.     Kendala yang berhubungan dengan bawahan.
3.     Kendala yang berhubungan dengan organisasi.





Sumber:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab10-perencanaan_organisasi_kewirausahaan.pdf
kewiraswastaan.wordpress.com
hardyono-panjaitan.blogspot.com




Minggu, 19 Oktober 2014

KEWIRAUSAHAAN

Tentunya kita sering sekali mendengar sebuah cerita tentang seorang wirausahawan yang sukses dalam bidang kewirausahaanya, tapi sebenarya apakah kita tau arti atau makna dari kewirausahaan atau wirausaha itu sendri???? Kewirausahaan berasal dari bahasa perancis yaitu entrepreneurship yang memiliki beberapa pengertian yaitu entreprendre dan undertake yang kaitanya dalam dunia bisnis yang berarti langkah awal atau memuali suatu bisnis. Kewrirausaaan juga dapat diartikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berebda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psiologi dan social yang menyertinya serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Sedangkan wirausaha dapat diartikan pengusaha atau seorang pelopor bisnis baru atau seorang manajer yang mencoba untuk memperbaiki suatu unit organissi dengan memprakarsai perubahan bentuk sedangkan menurut longenecker(2001) wirusaha adalah seorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. Dari pengertian tersebut dapat pula kita ketaui bersama tentang perilaku dari wirausahawan, terdapat tiga jenis perilaku wirausahawan yaitu memulai inisiatif, mengorganisai dan mereorganisai mekanisme sosial ekonomi serta diterimanya resiko kegagalan.
1.    Memulai Insiatif
Inisiatif merupakan tindakan awal dalam memulai suatu pekerjaan. Inistif dapat dikembangkan melalui pengembangan insitaif. Suatu inisitif akan efektif apabila dibarengi dengan displin sesuai dengan norma yang berlaku, berbagai faktor yang dapat menyebabkan sesorang tidak berbuat apa-apa walaupun dia tahu tentang berbagai hal, seperti tidak atau atau enggan mencoba suatu usaha yang sebenarya sudah diketahuinya disebebakan oleh kurangnya percaya diri, malas atau terbiasa apatis.
2.  Mengorganisai dan Mereorganisai Mekanisme Sosial Ekonomi
Tantangan dan permasalahan kewirausaahn merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha. Tantangn dapat bersifat teknologi, social, politik dan lingkungan, pasar merupakan salah satu tantangan yang memerlukan perhatian yang cukup besar, upaya penanggulangan terhadap tantangan dapat dilakukan dengan memilih teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mencermati perkembangan social budaya masyarakat yang menjadi focus pemasran, mengikuti perkembangan politik baik dala maupun luar negri.
3.    Menerima Resiko Kegagalan
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadp resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk mneguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha.
             Wirausahwan dunia modern muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18 diawal dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama yang menjadi kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan karakteristik wirausahawan. Menurut para pengamat seperti McClelland banyak karakteristik seorang wirausahawan seperti keinginan untuk beprestasi, keinginan untuk bertangung jawab, preferensi kepada resiko, persepdi kepada kemungkinan berhasil, rangsangan oleh umpan balik, aktifitas energik, orientasi ke masa depan, keterampilan dalam pengorganisaian serta sikap terhadp uang.
             McClealland juga memiliki karakteristik yang sangat sukses yang ia bangun dengan sebuah formulasi yang dia namakan n Ach tinggi yang terdiri dari kemampuan inovatif, toleransi terhadap kemenduaan, keinginan untuk berprestasi, kemampuan perencanaan realistis, objektivitas, tanggung jawab pribadi, kemampuan berdaptasi, kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
             McClealland juga membuat sebuah perancanaan yang berakitan dengan kebutuhan dasar para untuk menunjang tujuan ekonomi yang stabil. Kebutuhan dasar tersebut McClealland golongkan kedalam beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
1.    Kebetuhan untuk Berprestasi (n Ach)
Merupakan sebuah motivasi untuk berprestasi, karena itu kryawan akan berusaha untuk mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang dan kemajuan dalam pekerjaan. Contoh: wirausahawan yang menginginkan pujian dari lingkungan sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasi tersebut.
2.    Kebutuhan untuk Berafiliasi (n Afill)
Adalh hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat. Koperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi social yang tinggi. Contoh: Wirausahawan yang ingin mempunyai hubungan baik dengan rekan kerjanya.
3.    Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dalam suatu acara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berprilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Contoh: pegawai yang mau diatur oleh seorang wirausawan sehingga wirausahawan tersebut cukup berkuasa.
        Seorang wirausahawan tentunya harus pandai-pandai dalam menemukan sebuah peluang usaha baru. Dalam mengidentifikasi usaha baru wirauasahawan harua paham terlebih dahulu dalam mengidentifikasi permasalahan tersebut. Diantaranya sebagai berikut:
1.    Konsumen wiraushawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen.
2.    Perusahaan yang sudah ada mewajibkan wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang sudah ada.
3.    Saluran Distrubusi. Merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.
4.    Pemerintah merupakan sumber pengembangan baru yang terdiri dari dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang mungkin pengembagan sejumlah baru dan melalui peraturan pemrtintah terhadap dunia bisnis yang memungkinkan munculnya produk baru.
5.    Penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan baru atau perbaikan produk yang sudah ada.
        Seorang wirausahwan juga harus mampu dalam menganalisa pulang pokok dalam bisnis yang dia jalankan. Tujuanya untuk mengetahui sejauh mana usaha yang dia jalankan berhasil dan mendaptkan keuntungan. Analsis pulang pokok dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Biaya Tetap, pengeluaran yang dikeluarkan tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan
2.    Biaya Variable, pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan
3.    Biaya Total, semua nilai rupiah penjulan yang terakumulasi dari penjualan produk
4.    Pendapatan Total, Jumlah total biaya tetap dari biaya variable yang berkaitan dengan produksi
5.    Keuntungan, Jumlah pendapatan total melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual
6.    Kerugian, Jumlah biaya total produksi barang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.
7.    Titik Pulang Pokok, Pencapaian total sama dengan biaya totalnya artinya perusahaan memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya perusahaan taka da untung rugi.
             Sebuah wirausahawan tentunnya berkaitan dengan sebuah kepemilikan usaha yang dimilikinya, banyak jenis kepemilikan usaha yang tentunya memiliki kerugian dan kelebihan masing-masing misalnya seperti firma, dan perseroan terbatas. Kepemilikan perseorangan yang dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang sehingga laba yang diterima tidak perlu dibagi-bagi. Kepemilikan kongsi dimiliki dan dijalankan oleh 2 orang atau lebih, kepemilikan bersama atas harta, umur perusahaan terbatas dengan adanya pembagian laba. Perusahaan perseroan merupakan perusahaan yang memiliki badan hokum, kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimilinya, kepemilikan perusahaan dapat berpindah tangan, eksistensi relative stabil.
Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:
1   Kewajiban Terbatas
Artinya pemegang saham sebuah perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial yang terbatas tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham.
2.    Masa Hidup Abadi
Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal ekonomi yang dapat menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang dari pada asset perusahaan tetap dapat menjadi subjek disolusi dan penyebaran.
3.    Efisensi Manajemen
Efiensi manajemen dan spesialisai pekejaaan memungkinkan pengelolaan modal lebih efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi dan dengan menepatkan orang yang tepat. Efisiensi maksimum dari modal yang ada dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan sehingga terlihat tugas pokok dan fungsi masing-masing.
     Keuntungan utama serta kekurangan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai            berikut:
1.        Keuntungan menjadi milik sendiri
2.        Mudah untuk mendirikannya
3.        Tidak perlu berbadan hokum
4.        Rahasia perusahaan terjamin
5.        Biaya organisai rendah tergolong sederhana
6.        Aktifitasnya relative simple
7.        Manajemen yang cukup flexible
             Kekurangan perusahaan perseorangan
1.        Aset pribadi sulit dibedakan dengan aset perusahaan
2.        Perusahaan sulit berkembang karena kurangnya ide-ide
3.        Pengelolaan tergantung kemampuan si pemilik
4.        Kelangsungan perusahaan kurang terjamin
5.        Tangung jawab pemilik terbatas
             Kelebihan dari perusahaan persekutuan
1.        Permodalanya lebih besar dari perusahaan perorangan
2.        Kelangsungan hidup perusahaan lebih lama
3.        Pengelolaan lebih mudah dan professional karena banyak pengelolaanya
4.        Ide-ide inovasi lebih lancar mengakir
             Kekurangannya dari perusahaan persekutuan
1.        Kerahsiaan perusahaan tidak terjamin
2.        Mudah terjadi konflik antar pemilik modal
3.        Adanya kepemilikan modal yang tidak bertanggung jawab










Sumber:
Ahman, Eeng. (2007). Membina Kompetensi Ekonomi. Penerbit : Grafindo Media Pratama, Bandung.
Soeryanto, Eddy. (2009). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Penerbit : Elex Media Komputindo, Jakarta.
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bussiness_plan/File0020.PDF
http://dhikaaza.blogspot.com/2012/01/tugas-kewirausahaan.html
http://alannewhope.blogspot.com/2011/05/tugas-kewirausahaan.html



Selasa, 29 April 2014

Pertambahan Peduduk, Kemiskinan dan Keterbelakangan

Pesatnya laju pertumbuhan penduduk disuatu daerah tertinggal merupakan suatu permasalahan yang tidak dapat terelakan lagi bagi kelangsungan hidup masyarakat yang mendiami daerah tertinggal tersebut. Sifat manusia yang terus tumbuh dari hari kehari, bulan ke bulan dari tahun ke tahun yang terus berkembang biak menjadi alasan utama dalam memicu peningkatan pertambahan suatu penduduk disuatu daerah tersebut. Faktor penting yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan penduduk disuatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor fertilitas (kelahiran), kematian (mortalitas), perpindahan (migrasi).
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk. (klik Gambar Untuk Tampilan Lebih Jelas)
Sumber: http://www.datastatistik-indonesia.com/
Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk juga menimbulkan permasalahan tersendiri bagi diberbagai daerah masing-masing provinsi. Permasalahan tersebut menjadi tambah pelik ketika petambahan laju penduduk sudah mulai merambah kedalam beberapa aspek kehidupan bermasyarakat, misalnya dalam aspek sosial yang meninggalkan masalah tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah. Aspek lingkungan yang menjadi tidak tertata dengan baik yang diakibatkan kesaadaran akan hal-hal ketertiban, kedisiplinan, pengelolaan kebersihan yang tidak tercipta dengan baik, lokasinya yang terisolasi, disamping itu seringnya suatu daerah mengalami konflik sosial bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan dan banjir, dan dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi. Permasalahan yang sangat pelik tentunya berkaitan dengan aspek kemiskinan yang terjadi pada provinsi Jawa Tengah yang berkaitan dengan pertambahan penduduk. Pengertian mengenai arti dari kemiskinan sangatlah beragam, keberagaman dalam definisi kemiskinan dikarenakan masalah tersebut telah merambat pada level multidimensional, artinya kemiskinan berkaitan satu sama lain dengan berbagai macam dimensi kebutuhan manusia. Ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum yang sesuai dengan tingkat kelayakan hidup dapat dikatakan sebagai kemiskinan (Todaro, 2006). 

Kondisi Kemiskinan Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 33,18 juta jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 8.844.220 KK, dimana 2.171.201 KK diantaranya termasuk dalam kategori Rumah Tangga Miskin (RTM) (Bappeda Jateng, 2009). Pada 2006 jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah sebesar 7,10 juta jiwa atau 22,19% dari total penduduk. Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sekitar 1,6%. Dari jumlah ini beberapa kabupaten berkontribusi besar dalam tingkat kemiskinan ini antara lain Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Rembang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Brebes. Kemudian pada tahun 2007 persentase penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 1,76% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 dan 2009 persentase penduduk miskin mengalami penurunan secara bertahap sehingga berada pada tingkat 19,23% dan 17,72%. Sedangkan pada tahun 2010 persentase kemiskinan kembali turun ke tingkat 16,56% (BPS Jawa Tengah, 2010). Penduduk daerah perdesaan lebih banyak yang dikategorikan kedalam penduduk miskin daripada penduduk di daerah perkotaan, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan.(klik Gambar Untuk Tampilan Lebih Jelas)
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut
terjadi penurunan sekitar 1.456,65 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) 4.733 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 persentase kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 14,56 persen, kondisi kemiskinan Provinsi Jawa Tengah masih tergolong tinggi dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%). (klik Gambar Untuk Tampilan Lebih Jelas)
Penyebaran penduduk miskin tahun 2011 di Provinsi Jawa Tengah terbesar di Kabupaten Brebes yaitu sebanyak 394,40 ribu jiwa dan Banyumas sebanyak 328,50 ribu jiwa, dan terendah di Kota Magelang sebesar 13,10 ribu jiwa. Sementara penyebaran persentase kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Wonosobo sebesar 24,21% dan tingkat kemiskinan terendah di Kota Semarang sebesar 5,68%.            (klik Gambar Untuk Tampilan Lebih Jelas)

Penanggulangan Kemiskinan
Usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah serius, bahkan merupakan salah satu program prioritas, termasuk bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Bappeda Jateng (2007), upaya penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah dilaksanakan melalui lima pilar yang disebut “Grand Strategy”. Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam  3 pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial, dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan dan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Kelima, kemitraan regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas.

Opini.
Masalah mengenai tentang pertumbuhan dan kemiskinan merupakan momok masalah yang besar di semua banyak negara, termasuk negara Indonesia sebagai negara berkembang, sehingga susah untuk memecahkan permasalahan tersebut dari mana yang harus dipecahkan. Sebagai negara yang memiliki penduduk yang sangat pesat yang diakibatkan dari faktor fertilitas (kelahiran) yang tidak sesuai dengan faktor kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi) dari satu pulau ke pulau lainnya, mengakibatkan masyarakat mengalami kemiskinan yang menjamur karena tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk mengatasi tersebut pemerintah sudah menggalangkan suatu program yaitu keluarga berencana atau KB untuk menekan faktor kelahiran supaya tidak terlalu banyak, namun untuk masalah kemiskinan agak terlalu susah karena membuka lapangan kerja juga belum tentu masyarakat yang tidak memiliki keahlian tertentu akan terlalu susah untuk bekerja apalagi diperusahaan besar.

Sumber: