Senin, 26 Desember 2011

manusia dan tanggung jawab


Manusia dan Tanggungjawab

1. Pengertian Tanggung Jawab
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
   Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.


2. Makna Tanggung Jawab
Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.



B.  MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB 
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat
atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari 
bahwa ada kekuatan lain yang ikut  menentukan, yaitu  kekuasaan Tuhan. 
Dengan demikian tanggung jawab itu  dapat dibedakan menurut keadaan 
manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa 
jenis tanggung jawab, yaitu  

1.  Tanggung jawab terhadap diri sendiri          
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang 
untuk memenuhi kewajibannya sendiri  dalam mengembangkan kepribadian 
sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah 
kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat  dasarnya manusia adalah 
mahluk bermoral, tetapi manusia  juga pribadi. Karena merupakan seorang 
pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, beranganangan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan 
itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam  hal ini manusia tidak luput dari 
kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak. 

2.  Tanggung jawab terhadap keluarga 
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, 
ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi  anggota keluarga. Tiap 
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini 
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan 
kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.  

3.  Tanggung jawab terhadap masyarakat 
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, 
sesuai dengan kedudukannya  sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan 
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga 
dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya  mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala  tingkah laku dan perbuatannya harus  dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. 

4.  Tanggung jawab kepada Bangsa / negara 
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga 
negara suatu negara. Dalam berpikir,  berbuat, bertindak, bertingkah laku 
manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia 
harus bertanggung jawab kepada negara 

5.  Tanggung jawab terhadap Tuhan 
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab 
lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari 
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan  dalam berbagai kitab suci melalui 
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera 
diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia 
masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab 
dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan 
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai 
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.

 1.   Pengabdian          
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau 
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang 
bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi 
kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja 
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya 
seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya 
mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran 
moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak
akan berkeluarga. 
Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain 
dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang 
terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai.
Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti,
apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi 
keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh 
pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka 
memperoleh cuti. 

2. Pengorbanan 

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti 
persembahan, sehingga  pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan 
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan  yang bersifat kebaktian itu 
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian 
yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. 
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih 
dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah 
para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh  tauladan, bagaimana 
semestinya wajib berkorbanan. 
Perbedaan antara pengertian pengabdian  dan pengorbanan tidak begitu jelas, 
karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit 
dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari  pengabdian. Pengorbanan dapat 
berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. 
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. 
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan,
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian  sesuatu misalnya 
berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu 
dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

CONTOH PENGORBANAN
Dalam Novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis bernama siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya di bujuk agar bersedia kawin dengan datuk Maringgih, si tua Bangka, walaupun sebenarnya dia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul bahri. Demi pengabdiannya kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengan Syamsul bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat. 

OPINI
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Siti nurbaya benar benar begitu besar. Dia menunjukan pengabdian nya kepada ayahnya. yaitu dengan menuruti perintah ayah nya untuk menikah dengan orang pilihan ayah nya walaupun dia tidak mencintai nya. Dan dia merelakan untuk memutuskan hubungan nya dengan lelaki yang dicintai nya, walaupun itu sangat berat baginya.
kisah ini adalah suatu contoh pengorbanan dan pengabdian seoranng anak kepada orang tuanya. 
dari sekian banyak orang yang ada di dunia ini, saya rasa tidak banyak orang yang memiliki sifat seperti Siti nurbaya ini, dia benar-benar berbakti kepada ayah nya, dan ia tidak mau mengecewakan ayah nya dan rela mengorbankan apa yang diinginkan nya untuk menunjukan rasa pengabdian nya.



sumber :http://debydeboy.posterous.com/tugas-7-manusia-dan-tanggung-jawab
            http://amygadget.blogspot.com/2011/04/tugas-ibd-7.html 

manusia dan keadilan

angga n. chairistiawan
1ID05


Manusia dan Keadilan
Pengertian Keadilan
Keadilan adalah suatu tindakan manusia yang dilandasi oleh kebenaran dan kebenaran itu di perjuangkan oleh manusia tersebut. Keadilan juga dapat diartikan sebagai  kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Sedangkan menurut Aristotheles  Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak adilan. Dapat disimpulkan keadilan adalah sebagai titik tengah kebenaran yang dilandasi oleh nilai kebaikan.
Makna Keadilan
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.

Berbagai macam keadilan
  • Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
  • Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama justru hal tersebut tidak adil.
  • Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr. Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga dr. Sukartono. menghancurkan rumah tangga. Karena dr. Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga dr. Sukartono.
  • Kejujuran
Kejujuran ialah  apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada dan dengan fakta yang didasarkan oleh hati nurani manusia tersebut.
. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
Pada hakekatnya jujur dilandasi oleh sikap dan kesadaran yang berdasarkan oleh pengakuan kebenaran. Dan dalam ajaran agama islam di perjelas bagi muslim untuk bersikap jujur, karena sikap jujur dapat menjadikan manusia tersebut mulia, dan dapat menjadi contoh untuk yang lainnya.
  • Kecurangan
Kecurangan ialah perbuatan yang tidak terpuji bagi manusia, dikarenakan dapat merugikan orang lain dan hanya menguntungkan dirinya sendiri. Contohnya seorang pembalap motor demi meraih kemenangan untuk mendapatkan juara, dengan sengaja mensabotase motor pembalap lainnya, dengan anggapan ia bisa menang. Hal tersebut termasuk dalam kecurangan yang tidak patut dicontoh.
  • Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pnbadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Pengertian Tentang Pembalasan
Pembalasan adalah membalas perbuatan orang lain yang pernah dilakukan kepadanya.Pembalasan merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain .
Hal- hal yang menyebabkan pembalasan ialah.
1. Orang itu tidak terima karena diperlakukan dengan semena-mena
2. Dendam
Salah satu contoh pembalasan ialah, ada dua kubu masyarakat yang saling bentrok karena Hal sepele, dan datanglah aparat yang mengamankan kejadian tersebut. Tetapi keesokannya kubu yang 1 datang kembali kekampung kubu yang satunya lagi untuk membalas dendam, karena tidak terima dengan masalah yang kemarin.


sumber: http://alrinda.wordpress.com/manusia-dan-keadilan/

Rabu, 07 Desember 2011

Manusia dan penderitaan


Penderitaan berasal dari kata derita. Sedangkan kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra, artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan beritngkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula penderitaan merupakan suatu energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan diri dariNya. Untuk itu manusia telah diberikan tanda sebelumnya, tanda demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Manusia sebagai homo religius kepadanya tuhan telah memberikan banyak kelebihan dibandingkan dengan mahkluk ciptaannya yang lain. Secara lahiriah manusia terlahir dalam keadaan yang bahagia tidak ada seorang pun manusia yang terlahir hanya untuk menanggung beban derita yang dialaminya. Sekarang tergantung kepada manusia itu sendiri dalam menyikapinya, mampukah manusia mengedalikan dirinya untuk menghadapi cobaan yang bertubi-tubi datang kepadannya. Akankah cobaan tersebut menjadi sebuah penderitaan yang mengancam bagi dirinya atau dianggap sebgai koreksi diri dalam memprtebal rasa keimanannya.
Di dalam Al Qur’an maupun kitab suci agama lainnya banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaanyang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi seringkali umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Berbagai macam kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Penderitaan fisik yang dialami oleh manusia dapat diatasi secara medis dengan cara menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Misalnya kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami memukuli istrinya didepan anak-anaknya. Seorang istri mendapat penderitaan fisik dan anaknya mendapatkan penderitaan psikis karena trauma yang dialaminya dari kejadian pemukulan tersebut.
Studi kasus; tidak ada yang mesti dan terlalu dipermasalahkan dalam materi kali ini karena penderitaan merupakan risiko seseorang dalam menjalani kehidupan didunia atau dimuka bumi ini. hanya yang mesti kita prihatinkan adalah masalah pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan lain-lain. Untuk menghindarinya tetaplah waspada, dan untuk mencegahnya hanya dapat dilakukan dengan kesadaran sipelaku itu sendiri.
Opini; Manusia seharusnya sudah mengetahui bahwa penderitaan merupakan risiko dalam menjalani kehidupan, untuk itu maka manusia dianjurkan untuk selalu bertawakal / bertobat, pasrah dan ikhlas dalam menjalani kehidupan ini serta senantiasa beryukur kepadaNya. Jadilah orang yang selalu mensyukuri atas apa yang telah ditakdirkan Allah SWT, jangan menjadi seorang manusia yang selalu mengeluh.







sumber : http://yahyaandri.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-penderitaan.html

Manusia dan keindahan


Kecenderungan manusai untuk menilai, merasakan serta menikmati bentuk suatu keindahan adalah hal  mendasar yang dimiliki oleh manusia yang didapatnya sejak dalam kandungan. Ketika dalam kandungan Tuhan memberikan manusia sepasang indra pendengaran, sepasang indra penglihatan, indra peraba dan indra perasa yang kesemua itu merupakan alat yang menjembatani manusia dalam merasakan berbagi macam bentuk keindahan yang  Tuhan sediakan dialam semesta ini. Keindahan adalah bentuk pencapain tertinggi terhadap kesempurnaan alat indra manusia dengan jalan menikmati sesutau yang menurutnya dipandang memiliki keindahan yang teradopsinya melalui alat indra mausia. Misalnya melalui indra pendengaranya manusia dapat menikmati keindahan dan keharmonisan sebuah irama lagu klasik yang dipedengarkanya melalui sepasang telinganya, dalamhal ini manusia lebih menitik beratkan terhadap perasaannya dimana dengan menikmatai keindahan dan keharmonisasian sebuah lagu dianggap dapat membuat dirinya lebih santai dan lebih tenang. Dengan indra penglihatan kita dapat mengambil contoh dengan hal yang paling sederhana yang berada disekitar kita yaitu ketika seorang pria yang sedang memandangi seorang wanita cantik atau seorang wanita yang sedang memandangi seorang pria tampan tepat dihadapannya merupakan sebuah penggambaran bahwa manusia cenderung lebih antusias terhadap sesuatau yang dianggapnya lebih menarik dan eksotik. Cantik dan tampan merupakan sebuah bentuk turunan dari sebuah keindahan yang mana dua sisi tersebut mampu menarik perhatian seorang manusia secara langsung dapat diiamati dan dilihat kapanpun dan dimanapun sehingga terkadang manusia menyimpulkan dirinya bahwa keindahan dan kecantikanlah yang menjadi prioritas mereka dapat diiamati dan terlihat kapanpun dan dimanapun sehingga terkadang manusia menyimpulkan dirinya sendiri bahwa keindahan dan kecantikanlah yang menjadi prioritas mereka. Hal ini merupakan sebuah bentuk kewajaran tersendiri karena kodrat manusia sendiri merupakan makhluk yang menyukai berbagai bentuk keindahan, keelokan, kecantikan, ketampanan, keselarasan, kemerduan dll.
Banyak cara dalam menilai sebuah keindahan yang berkaitan dengan unsur seni yang tentunya berkaitan dengan cipta, rasa, dan karsa seorang manusia sehingga hal tersebut dapat diartaikan sebagai bentuk pencapaian arti seni yang sempurna terhadap keindahan. Misalnya seorang maestro pemahat patung yang mengklaim dirinya akan lebih puas jika ia berhasil membuat sebuah patung yang ia anggap sebagai bentuk pencapaian sebuah nilai estetikanya, daripada hanya memandanginya seperti yang dilakukan kebanyakan orang secara langsung tanpa mengekspresikan dengan menghasilkan sebuah karya yang berkualitas. Nilai estetika merupakan kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dikiranya dapat memuaskan keinginan (hasrat batiniah) si pembuatnya contoh : hasil karya seni patung, seni lukis, seni tatto, seni pahat seni body painting, dll. Selain itu terdapat nilai-nilai lain yang tentunya menentukan sebuah bentuk keindahan menjadi sesuatu yang mempunyai keistimewaan tersendiri dimata para penikmatnya yaitu :
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya seni ukir patung setiap bentuk lekukan pahatan tubuh si patung merupakan titik klimaks yang terdefinisi dengan keindahan dah kerapihan hasil ukir patung tersebut selain itu hasil ukiran juga harus mampu menarik minat para penikmatnya bukan hanya si pembuatnya saja.
-Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan dari sepasang patung yang berdidri di bundaran Hotel Indonesia yang dianggap seolah-olah sebagai bentuk ekspresi sambutan terhadap tamu yang datang ke Indonesia sehingga patung tersebut dikenal dengan sebutan  patung atau tugu “Selamat Datang”.
-Kontemplasi
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan. Kontemplasi juga diartikan sebagai pencapaian ekspresi tertinggi seorang manusia misalnya manusia dapat meneteskan air matanya ketika tengah menikmati keindahan alam dari sisi ketinggian sebuah gunug yang menyajikan sebuah hamparan alam membentang luas yang Tuhan ciptakan.
-Ekstansi
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kontemplasi dan Ekstansi itu di hubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan Ekstansi merupakan factor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat Kontemplasi dan Ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
-pandangan romantic
sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah , dan tidak pernah berlalu ketiadaan. Dari sini dapt kita simpulkan bahwa keindahan merupakan sebuah kinsep yang dapat dikomunisakian setelah mempunyai bentuk (real)




sumber :http://windyku.wordpress.com/2011/03/10/keindahan