Rabu, 07 Desember 2011

Manusia dan keindahan


Kecenderungan manusai untuk menilai, merasakan serta menikmati bentuk suatu keindahan adalah hal  mendasar yang dimiliki oleh manusia yang didapatnya sejak dalam kandungan. Ketika dalam kandungan Tuhan memberikan manusia sepasang indra pendengaran, sepasang indra penglihatan, indra peraba dan indra perasa yang kesemua itu merupakan alat yang menjembatani manusia dalam merasakan berbagi macam bentuk keindahan yang  Tuhan sediakan dialam semesta ini. Keindahan adalah bentuk pencapain tertinggi terhadap kesempurnaan alat indra manusia dengan jalan menikmati sesutau yang menurutnya dipandang memiliki keindahan yang teradopsinya melalui alat indra mausia. Misalnya melalui indra pendengaranya manusia dapat menikmati keindahan dan keharmonisan sebuah irama lagu klasik yang dipedengarkanya melalui sepasang telinganya, dalamhal ini manusia lebih menitik beratkan terhadap perasaannya dimana dengan menikmatai keindahan dan keharmonisasian sebuah lagu dianggap dapat membuat dirinya lebih santai dan lebih tenang. Dengan indra penglihatan kita dapat mengambil contoh dengan hal yang paling sederhana yang berada disekitar kita yaitu ketika seorang pria yang sedang memandangi seorang wanita cantik atau seorang wanita yang sedang memandangi seorang pria tampan tepat dihadapannya merupakan sebuah penggambaran bahwa manusia cenderung lebih antusias terhadap sesuatau yang dianggapnya lebih menarik dan eksotik. Cantik dan tampan merupakan sebuah bentuk turunan dari sebuah keindahan yang mana dua sisi tersebut mampu menarik perhatian seorang manusia secara langsung dapat diiamati dan dilihat kapanpun dan dimanapun sehingga terkadang manusia menyimpulkan dirinya bahwa keindahan dan kecantikanlah yang menjadi prioritas mereka dapat diiamati dan terlihat kapanpun dan dimanapun sehingga terkadang manusia menyimpulkan dirinya sendiri bahwa keindahan dan kecantikanlah yang menjadi prioritas mereka. Hal ini merupakan sebuah bentuk kewajaran tersendiri karena kodrat manusia sendiri merupakan makhluk yang menyukai berbagai bentuk keindahan, keelokan, kecantikan, ketampanan, keselarasan, kemerduan dll.
Banyak cara dalam menilai sebuah keindahan yang berkaitan dengan unsur seni yang tentunya berkaitan dengan cipta, rasa, dan karsa seorang manusia sehingga hal tersebut dapat diartaikan sebagai bentuk pencapaian arti seni yang sempurna terhadap keindahan. Misalnya seorang maestro pemahat patung yang mengklaim dirinya akan lebih puas jika ia berhasil membuat sebuah patung yang ia anggap sebagai bentuk pencapaian sebuah nilai estetikanya, daripada hanya memandanginya seperti yang dilakukan kebanyakan orang secara langsung tanpa mengekspresikan dengan menghasilkan sebuah karya yang berkualitas. Nilai estetika merupakan kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dikiranya dapat memuaskan keinginan (hasrat batiniah) si pembuatnya contoh : hasil karya seni patung, seni lukis, seni tatto, seni pahat seni body painting, dll. Selain itu terdapat nilai-nilai lain yang tentunya menentukan sebuah bentuk keindahan menjadi sesuatu yang mempunyai keistimewaan tersendiri dimata para penikmatnya yaitu :
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya seni ukir patung setiap bentuk lekukan pahatan tubuh si patung merupakan titik klimaks yang terdefinisi dengan keindahan dah kerapihan hasil ukir patung tersebut selain itu hasil ukiran juga harus mampu menarik minat para penikmatnya bukan hanya si pembuatnya saja.
-Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan dari sepasang patung yang berdidri di bundaran Hotel Indonesia yang dianggap seolah-olah sebagai bentuk ekspresi sambutan terhadap tamu yang datang ke Indonesia sehingga patung tersebut dikenal dengan sebutan  patung atau tugu “Selamat Datang”.
-Kontemplasi
Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan. Kontemplasi juga diartikan sebagai pencapaian ekspresi tertinggi seorang manusia misalnya manusia dapat meneteskan air matanya ketika tengah menikmati keindahan alam dari sisi ketinggian sebuah gunug yang menyajikan sebuah hamparan alam membentang luas yang Tuhan ciptakan.
-Ekstansi
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kontemplasi dan Ekstansi itu di hubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan Ekstansi merupakan factor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat Kontemplasi dan Ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
-pandangan romantic
sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah , dan tidak pernah berlalu ketiadaan. Dari sini dapt kita simpulkan bahwa keindahan merupakan sebuah kinsep yang dapat dikomunisakian setelah mempunyai bentuk (real)




sumber :http://windyku.wordpress.com/2011/03/10/keindahan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar