DAMPAK
GLOBALISASI
1. Proses Globalisasi
Banyak sejarawan menyebut
globalisasi sebagai fenomena abad kw 20 sehubungan bangkitnya ekonomi
internasional yang didominasi oleh barat.
Padahal interaksi ekstensif antar bangsa didunia telah ada selama
berabad-abad. Hingga tahun 1000, benih-benih globalisasi telah muncul di
belahan timur dunia terutama negri yang dibatasi oleh samudra Indonesia dan
laut cina selatan, oleh karena itu nusantara adalah negri yang paling dinamis
dan sangat ekstensif interaksinya didunia saat itu.
Untuk memahami bagaimana globalisasi
dimulai antara tahun 1000 dan 1500 kita harus berfokus pada hubungan antar
masyarakat di asia, khusunya kontak yang berlangsung melalui perdagangan jarak
jauh. Perdagangan antar kawasan menjadi kekuatan utama sepanjang sejarah karena
dapat mendorong bentuk pertukaran yang lain, termasuk penyebaran agama, budaya
dan teknologi. Selama berabad-abad, contoh paling utama interaksi antar bangsa
dalah jalur sutera.
Salah
satu karakteristik globalisasi pada masa modern adalah berkembangnya
perdagangan antar Negara didunia. Duni global saat ini dicirikan oleh
perpendihan warga Negara dunia ke tiga eropa dan amerika utara. Pada abad ke 14
juga terjadi fenomena yang sama. Namun perpindahan yang terjadi adalah dari
barat ke timur. Di china pemerintahan mongol mengandalkan sejumlah orang asing
untuk mengatur pemerintahan sipil internasional meraka adala orang-orang islam
yang yang berasal dari eropa dan asia.
Ketika kebanyakan produk asia
mencapai eropa warga eropa tertaraik untuk menmukan sumbernya secara
langsung di timur, sehingga memicu abad
eksplorasi. Perdaganga maritime berkembang khusunya pad abad ke 14 setelah
kekaisaran mongol berakhir. Jaringan maritim ini mencapi puncaknya ketika tahun
1400 dan 1500an ketika kekusaan politik muslim berkurang tetapi kekuasaan
ekonomi da budayanya tetap kuat.
Hingga
tahun 1800, asia merupakan kawasan perdagangan amerika dan eropa. Dunia menjadi
pasr global semua dimulai dari penjajahan bangsa eropa ke asia dan berikutnya
afrika. Ini menandai fase kedua globalisasi. Perdagangan antar Negara Kolonial
dieropa telah mnciptakan serangkain kerja sama politik dan ekonomi. Sektor
swasta tidak mau kalah, maka muncullah perusahan multinasional yang beroperasi
diberbagai tempat didunia. Motif mencari keuntungan semakin dominan dengans
emakin membesarnya persaingan merebut pasar dinegara jajahan atau pasar ekspor
ke Negara-negara eropa sendiri.
2. Aspek Globalisasi
Globalisasi dapat dinilai dari aspek
positif dan negative Chocrane dan Pain menegaskan bahwa globalisasi
mempunyai posisi teorits sebagai berikut:
a. Para globalis prcaya
bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata
terhadap berjalannya orang dan lembaga diseluruh dunia. Mereka percaya Negara dan
kebudayaan lokal dapat diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen.
b. Para globalis dan
optimistis menanggapi perkembangan dengan baik menyatakan bahwa globalisasi
dapat menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertangggung jawab.
c. Para globalis
pesimis berpendapat bahwa globalisai adalah sebuah fenomena negative. Globalisasi
sebenernya adalah bentuk penjajahan barat yang memaksa sejumlah budaya dan
konsumsi yang homogeny dan terlibat.
d. Para Tradisionalis
tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa
fenomena ini adalah sebuah mitos semata. Jika memang ada terlalu
dibesar-besarkan saja. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah berubah menjadi
fenomena internasional selam ratusan tahun.
3. Dampak-dampak Globalisasi
Gelombang globalisasi
mempunyai dua sisi yaitu tantangan dan peluang. Dengan kata lain terdapat
dampak positif dan negatifnya dampak-dampak tersebut antara lain sebagi
berikut:
a. Ancaman Terhadap
Budaya Bangsa
gelombang
globalisasi melahirkan budaya lokal. Unsur-unsur budaya lokal akan memasuki
budaya lokal dengan sangat cepat dan intensif. Proses globalisai budaya akan
terisolasi tumbuh dan berkembangsecara mantap dan statis maka suatu budaya
bangsa dalam dunia terbuka akan terusik.
b. Lunturnya Identitas
Bangsa
pengaruh budaya
lokal terhadap sutau bangsa berarti pula suatu serangan terhadap identitas
bangsatersebut. Inti dari kehidupan berbangsa adalah budaya. Apabila budaya
bangsa terusik maka terusik pula identitas bangsa itu.
c. Kesadaran Terhadap Wawasan
Nusantara
Erat kaitannya
dengan budaya dan identitas bangsa adalah kesadaran terhadap wawasan nusantara,
budaya lokal, perdagangan bebas, dunia yang terbuka dapat mengendurkan wawasan
kita sebagai sutau bangsa yang hidup dan berkembang diwilayah nusantara,
apabila tidak dicermati oleh setiap manusia Indonesia, maka bukan tidak mungkin
akan menghilangkan kesadaran terhadap wawasan nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar