Pembangunan masyarakat kota dan desa dalam
membangun bangsa
Pembangunan masyarakat desa pada
hakekatnya bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan
agar lebih baik, lebih menyenangkan dan mengenakkan warga masyarakat dari keadaan
sebelumnya. Mencapai kesejahteraan, itulah yang menjadi tujuannya.
Pembangunan masyarakat desa dan tujuannya selalu dikaitkan dengan masalah "kemiskinan", yang dialami oleh sebagian "masyarakat" dalam kategori "masyarakat desa", dan lebih khusus lagi "masyarakat" nelayan dan petani kecil."Hambatan dalam pelaksanaan "pembangunan masyarakat desa" di negara-negara Dunia Ketiga, antara lain adalah keadaan penduduk yang sangat "miskin", kebodohan dan pengalaman-pengalaman mereka yang serba menyusahkan dan menyedihkan di masa lampau, menyebabkan para petani dan nelayan pada umumnya dicekam rasa takut, menjadi apatis, berserah diri pada nasib (yang jelek), tidak ada keberanian untuk mencapai prestasi secara individu, tidak ada keberanian menanggung resiko untuk merubah nasib mereka yang bagaikan berada di dalam rawa-rawa yang memerlukan pertolongan dari luar untuk menariknya.
Sebenarnya, apa yang dinamakan "miskin" di manapun akan memperlihatkan wajah atau raut muka yang sama. Mereka yang hidup "miskin" di perkotaan, memiliki atribut ke"miskin"an yang tidaklah berbeda dengan sobat-sobat mereka di pe"desa"an. Hanya ada sedikit kelainan dalam hal hubungan-hubungan sosial-ekonomi. Dan lingkungan hidupnya barangkali memberi kekhasan bagi ke"miskin"an di perkotaan. Antara lain dapat disebutkan adanya heterogenitas kelompok "miskin", hubungan sosial-ekonomi yang relatif 'ketat' dari pada di pe"desa"an dan ke"miskin"an di perkotaan, ini seringkali berkaitan erat dengan kriminalitas dari perilaku kekerasan dalam "masyarakat" kota.
Pembangunan masyarakat desa dan tujuannya selalu dikaitkan dengan masalah "kemiskinan", yang dialami oleh sebagian "masyarakat" dalam kategori "masyarakat desa", dan lebih khusus lagi "masyarakat" nelayan dan petani kecil."Hambatan dalam pelaksanaan "pembangunan masyarakat desa" di negara-negara Dunia Ketiga, antara lain adalah keadaan penduduk yang sangat "miskin", kebodohan dan pengalaman-pengalaman mereka yang serba menyusahkan dan menyedihkan di masa lampau, menyebabkan para petani dan nelayan pada umumnya dicekam rasa takut, menjadi apatis, berserah diri pada nasib (yang jelek), tidak ada keberanian untuk mencapai prestasi secara individu, tidak ada keberanian menanggung resiko untuk merubah nasib mereka yang bagaikan berada di dalam rawa-rawa yang memerlukan pertolongan dari luar untuk menariknya.
Sebenarnya, apa yang dinamakan "miskin" di manapun akan memperlihatkan wajah atau raut muka yang sama. Mereka yang hidup "miskin" di perkotaan, memiliki atribut ke"miskin"an yang tidaklah berbeda dengan sobat-sobat mereka di pe"desa"an. Hanya ada sedikit kelainan dalam hal hubungan-hubungan sosial-ekonomi. Dan lingkungan hidupnya barangkali memberi kekhasan bagi ke"miskin"an di perkotaan. Antara lain dapat disebutkan adanya heterogenitas kelompok "miskin", hubungan sosial-ekonomi yang relatif 'ketat' dari pada di pe"desa"an dan ke"miskin"an di perkotaan, ini seringkali berkaitan erat dengan kriminalitas dari perilaku kekerasan dalam "masyarakat" kota.
Tingginya tingkat "kemiskinan"
di daerah perkotaan, yang relatif lebih tinggi dari pada daerah
pe"desa"an, antara lain disebabkan oleh makin derasnya arus migrasi
penduduk "miskin" dari pe"desa"an ke daerah perkotaan. Arus
migrasi yang makin besar ini didorong oleh beberapa kesenjangan sosial ekonomi
antara kota dan "desa". Makin besar perbedaan laju
perkembangan/"pembangunan" antara kota dan "desa", serta
makin kurang meratanya "pembangunan" antara kota dan "desa"
menyebabkan kesenjangan ekonomi dua wilayah itu makin besar. Perkembangan dan"pembangunan"
di daerah perkotaan tidak mempunyai kaitan dan sering tidak secara sadar
dikaitkan dengan perkembangan dan "pembangunan" daerah
pe"desa"an. Terjadi suatu disintegrasi antara dua wilayah yang
berdampingan.
Secara kasat mata, kesuksesan sebuah
negara sering dilihat dari baiknya infrastruktur di kota-kota besar negara itu.
Bangunan yang tinggi dan megah, tata kota yang rapi dan bersih, pengaturan tata
ruang yang menawan juga pemenuhan pelayanan dasar masyarakat seolah
menggambarkan kesejahteraan negara. Tengok saja ibu kota negara-negara yang
ada. Seluruh ibu kota ditata apik dengan mengupayakan pemandangan infrastruktur
yang megah, menawan dan pemandangan yang membuat kita yakin bahwa penduduknya
sejahtera dan makmur.
Upaya mewujudkan citra
sejahtera, tidaklah cukup lewat penampilan ibu kota negara yang megah dan
menawan. Pemerataan pembangunan di kota maupun di desa pun perlu dilakukan.
Pemerintah Indonesia lewat program pembangunan nasional berupaya mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Pembangunan
nasional Indonesia ini dilaksankan melalui strategi pro growth, pro poor,
pro job, dan pro environtment yang terbagi-bagi pada setiap
kementerian dan lembaga dalam program kerja jangka panjang yang berkelanjutan.
Sebagai salah satu kementerian negara, Kementerian Pekerjaan Umum pun melakukan
berbagai upaya pembangunan untuk ikut mensukseskan program pembangunan nasional.
Dengan sekitar 17.000 pulau dan jutaan desa di seluruh nusantara, Indonesia
harus dapat menjangkau wilayah-wilayah termiskin untuk memastikan bahwa
penduduk di sana pun menikmati peluang yang sama untuk bertumbuh dan
berkembang. Kemiskinan tanpa memiliki penghasilan merupakan masalah serius
terkait dengan malnutrisi dan tingkat kematian ibu, kurang mencukupinya akses
ke air bersih dan sanitasi, serta hasil pendidikan. Selain itu,
ketidakseimbangan semakin meningkat dan kesenjangan antar wilayah tetap tinggi.
Pengentasan kemiskinan menjadi prioritas bagi Indonesia.
Diambil
dari berbagai sumber:
http://www.majalahtopik.co.id/readnews.php?id=434,
judul “Desa Sebagai Basis Membangun Bangsa”
http://www.setkab.go.id/artikel-5482-.html,
judul “Pembagunan yang Berkerayatan”
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,contentMDK:22574060~pagePK:1497618~piPK:217854~theSitePK:447244,00.html,Judul ”Pembagunan Berbasis Masyarakat Indonesia”
http://wewarahblog.blogspot.com/2011/01/pembangunan-masyarakat-desa-dan.html,judul
”Pembangunan Masyarakat Desa dan Kemiskinan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar